Table of Contents
Faktor umum anak tidak mau makan :
Sedang Sakit
Salah satu penyebab anak tidak mau makan sama sekali yang paling utama, yaitu karena sedang sakit. Biasanya, saat anak merasa demam, flu, atau diare akan menyebabkan hilangnya selera makan secara signifikan. Maka dari itu, ada baiknya orang tua segera membawanya periksa ke dokter.
Cacingan
Cacingan juga bisa menjadi penyebab anak tidak mau makan sama sekali. Cacingan sendiri merupakan penyakit infeksi parasit cacing yang tinggal dalam usus manusia. Cacing yang menetap di usus ini akan bertahan hidup dengan mengambil sari-sari makanan yang masuk ke dalam usus.
Biasanya, anak yang mengalami cacingan akan merasakan beberapa gejala, seperti batuk, napas terasa sesak, mual, muntah, dan tidak mau makan. Apabila Si Kecil memiliki beberapa gejala tersebut, segera periksa ke dokter.
Anoreksia Nervosa
Penyebab anak tidak mau makan sama sekali selanjutnya yaitu, anoreksia nervosa. Umumnya, anak yang memiliki gangguan anoreksia nervosa ditandai dengan rasa takut yang berlebihan bila berat badan bertambah. Selain itu, penderita anoreksia nervosa juga terobsesi memiliki bentuk tubuh yang kurus.
Pada anak-anak, gangguan anoreksia nervosa bisa menyebabkan ketidak seimbangan genetik dan menurunnya berat badan akibat anoreksia. Hal ini juga bisa ditandai dengan anak yang menghindari makanan tertentu dan berolahraga lebih keras dibanding biasanya.
Anak mengalami beberapa masalah kesehatan
Orang dewasa sering mengeluhkan tidak nafsu makan ketika tubuhnya sedang tidak sehat, begitu juga anak-anak. Beberapa masalah yang membuat anak balita susah makan adalah masalah kesehatan, seperti:
- Radang tenggorokan
- Ruam kulit
- Demam
- Sariawan
- Sembelit
- kekurangan zat besi
- Infeksi saluran kemih
- Anemia
- Flu
- Sakit perut
Bila kondisi ini berlangsung lebih dari satu minggu dan tidak kunjung membaik, segera kunjungi dokter untuk konsultasi. Ketika kondisi ini dibiarkan terus menerus, hal ini tentu bisa mengganggu tumbuh kembang si kecil dan membuat orangtua cemas.
Mengenalkan anak dengan rutinitas sehari-hari
Usia dua tahun ke atas, anak sudah mengerti tentang rutinitas sehari-hari. Jam berapa dia bangun, makan, tidur, dan bermain. Anak akan merasa lebih nyaman dengan rutinitas dan jadwal yang bisa ia prediksi, jadi tentukan waktu makan yang teratur.
Menjadikan makan waktu yang menyenangkan
Ciptakan suasana menyenangkan ketika sedang makan. Kalau suasana makan menyenangkan dan nyaman, anak Anda akan menantikan waktu makan bersama keluarga. Hindari amarah ketika sedang makan yang bisa memicu trauma pada anak.
Tambah Mentega
Bagi lidah anak, sayuran mungkin terasa agak pahit karena lidah mereka masih sensitif. Karena itu, menolak sayuran seperti sudah menjadi insting mereka. Supaya anak suka makan sayur, coba masak menggunakan mentega yang kaya vitamin A, E, dan D3.
Pilih Sayuran Segar
Semakin segar sayuran yang diolah, akan semakin lezat rasanya. Karena itu, penting bagi Bunda untuk selalu memastikan kesegaran sayuran sebelum diolah. Usahakan untuk langsung mengolah sayuran yang baru dibeli. Menyimpan sayuran, misalnya disimpan di dalam kulkas dalam waktu lama, bisa mengurangi kesegarannya. Sayuran yang tidak segar pun akan terlihat kurang menarik di piring. Hal ini bisa berakibat buah hati semakin tidak berselera menyantapnya.
Cari Sayuran yang Disukai Anak
Di antara banyaknya pilihan sayur, Bunda harus cermat memperhatikan mana yang menjadi kesukaan anak. Sajikan berbagai olahan sayuran secara bergantian setiap hari agar anak tidak bosan. Perhatikan bagaimana respon dan reaksinya terhadap sayuran yang di sajikan. Kemudian bisa mencari berbagai resep dan cara mengolah beberapa sayuran favorit buah hati agar ia tidak bosan.